PERTAMA

Bahwa ia Terdakwa YULYAN PUTRA Als JACK pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2025 sekira pukul 08.00 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu pada bulan Agustus tahun 2025, bertempat di Kp. Sindang Lengo Rt. 001 Rw. 003 Nomor 178, 179, 180 Desa Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Cibinong yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan perbuatan menawarkan, menyerahkan, menjual atau menyediakan untuk dijual barang kena cukai yang tidak dikemas untuk penjualan eceran atau tidak dilekati pita cukai,atau tidak dibubuhi tanda pelunasan cukai lainnya sebagai mana di maksud dalam pasal 29 ayat (1) e UU Nomor 39 Tahun 2007. Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :  

• Sebagaimana pada waktu dan tempat tersebut diatas bermula saat Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam yang merupakan Penyidik (PPNS) dari Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Type Madya Pabean A Bogor sedang melakukan patrol rutin terkait peredaran rokok polos (rokok tanpa dilekati pita cukai) di daerah Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor, pada saat itu Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam melihat sebuah rumah yang terletak di Kp. Sindang Lengo Rt. 001 Rw. 003 Nomor 178, 179, 180 Desa Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor yang mana pada rumah No 178 terdapat sebuah etalase pajangan yang berisi rokok-rokok yang tanpa dilekati pita cukai kemudian Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam menemui Terdakwa yang kebetulan sedang berada di rumah no 180, saat itu Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam memperkenalkan diri kepada Terdakwa serta menanyakan kepemilikan rokok polos yang terpajang dalam etalase di rumah no 178 lalu Terdakwa menerangkan rokok polos tersebut milik Terdakwa.
• Bahwa setelah mendengar pengakuan Terdakwa kemudian Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam meminta ijin untuk melakukan penggeledahan di rumah No 178, 179 dan 180 dengan disaksikan juga oleh Saksi Dadan sebagai Ketua RT setempat.
• Bahwa dari hasil penggeledahan pada rumah no 178 dan 180 di temukan barang bukti berupa berbagai macam merek rokok yang tanpa dilekati pita cukai yang terdiri dari :

• Bahwa Terdakwa menerangkan sudah sejak bulan Juli 2024 menjual, menyediakan untu dijual rokok tanpa dilekati pita cukai, pada awalnya rokok-rokok polos tersebut didapatkan Terdakwa dengan cara membeli di e-commerce hingga akhirnya Terdakwa diarahkan untuk komunikasi melalui Whatsapp dan membeli rokok polos melalui kurir dari Madura. Terakhir kali Terdakwa memesan rokok polos pada tanggal 20 Agustus 2025 dan rokok polos diterima Terdakwa pada tanggal 27 Agustus 2025.
• Bahwa Terdakwa menjual rokok polos tersebut di lapak-lapak pinggir jalan, kemudian Terdakwa menerima setoran setiap harinya, sedangkan rokok yang ditemukan dalam etalase di rumah No 178 Terdakwa menjualnya sendiri. Untuk harga jual rokok polos bervariasi antara Rp. 75.000,- s/d Rp. 100.000,- per slop kemudian Terdakwa mengambil keuntungan Rp. 2.000,- per bungkus, dalam sehari rokok polos tersebut laku 10 – 15 slop sehingga dalam sehari Terdakwa mampu meraup omset Rp. Rp.800.000,- s/d Rp.1.500.000,-   
• Berdasarkan pendapat Ahli Bambang Satrianto selaku Ahli Cukai dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wilayah Jawa Barat, perbuatan Terdakwa tersebut telah menimbulkan kerugian pendapatan negara dari sector cukai hasil tembakau yang mana perhitungan tersebut berpedoman kepada Peraturan Mentri Keuangan No : 191/PMK.010/2022 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.010/2021 Tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun Atau Kolobot, Dan Tembakau Iris, dengan perincian sebagai berikut :

• Nilai cukai = Jumlah batang HT x tarif per batang Gol II

SKM : 157.860 batang x Rp.746 per batang = Rp. 117.763.560,-

SPM : 30.300 batang x Rp. 794 per batang =  Rp.   24.058.200,-

• Sehingga total kerugian pendapatan negara dari barang kena cukai berupa Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) berbagai macam merek dengan total keseluruhan 188.160 batang yang tidak dilekati pita cukai pada kemasannya adalah sebesar Rp. 141.821.760,-  (seratus empat puluh satu juta delapan ratus dua puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh rupiah).

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 54 Jo Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang  RI  Nomor 39 Tahun 2007  tentang perubahan atas  Undang – Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang cukai

ATAU

KEDUA :

Bahwa ia Terdakwa YULYAN PUTRA Als JACK pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2025 sekira pukul 08.00 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu pada bulan Agustus tahun 2025, bertempat di Kp. Sindang Lengo Rt. 001 Rw. 003 Nomor 178, 179, 180 Desa Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Cibinong yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan perbuatan menimbun, menyimpan, memiliki, menjual, menukar, memperoleh, atau memberikan barang kena cukai yang diketahui atau patut harus diduganya berasal dari tindak pidana berdasarkan undang-undang ini, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

• Sebagaimana pada waktu dan tempat tersebut diatas bermula saat Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam yang merupakan Penyidik (PPNS) dari Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Type Madya Pabean A Bogor sedang melakukan patrol rutin terkait peredaran rokok polos (rokok tanpa dilekati pita cukai) di daerah Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor, pada saat itu Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam melihat sebuah rumah yang terletak di Kp. Sindang Lengo Rt. 001 Rw. 003 Nomor 178, 179, 180 Desa Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor yang mana pada rumah No 178 terdapat sebuah etalase pajangan yang berisi rokok-rokok yang tanpa dilekati pita cukai kemudian Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam menemui Terdakwa yang kebetulan sedang berada di rumah no 180, saat itu Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam memperkenalkan diri kepada Terdakwa serta menanyakan kepemilikan rokok polos yang terpajang dalam etalase di rumah no 178 lalu Terdakwa menerangkan rokok polos tersebut milik Terdakwa.
• Bahwa setelah mendengar pengakuan Terdakwa kemudian Saksi Agus Rizqi dan Saksi Faishal Khoirul Alam meminta ijin untuk melakukan penggeledahan di rumah No 178, 179 dan 180 dengan disaksikan juga oleh Saksi Dadan sebagai Ketua RT setempat.
• Bahwa dari hasil penggeledahan pada rumah no 178 dan 180 di temukan barang bukti berupa berbagai macam merek rokok yang tanpa dilekati pita cukai yang terdiri dari :

• Bahwa Terdakwa menerangkan sudah sejak bulan Juli 2024 menjual, menyediakan untu dijual rokok tanpa dilekati pita cukai, pada awalnya rokok-rokok polos tersebut didapatkan Terdakwa dengan cara membeli di e-commerce hingga akhirnya Terdakwa diarahkan untuk komunikasi melalui Whatsapp dan membeli rokok polos melalui kurir dari Madura. Terakhir kali Terdakwa memesan rokok polos pada tanggal 20 Agustus 2025 dan rokok polos diterima Terdakwa pada tanggal 27 Agustus 2025.
• Bahwa Terdakwa menjual rokok polos tersebut di lapak-lapak pinggir jalan, kemudian Terdakwa menerima setoran setiap harinya, sedangkan rokok yang ditemukan dalam etalase di rumah No 178 Terdakwa menjualnya sendiri. Untuk harga jual rokok polos bervariasi antara Rp. 75.000,- s/d Rp. 100.000,- per slop kemudian Terdakwa mengambil keuntungan Rp. 2.000,- per bungkus, dalam sehari rokok polos tersebut laku 10 – 15 slop sehingga dalam sehari Terdakwa mampu meraup omset Rp. Rp.800.000,- s/d Rp.1.500.000,-  
• Berdasarkan pendapat Ahli Bambang Satrianto selaku Ahli Cukai dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wilayah Jawa Barat, perbuatan Terdakwa tersebut telah menimbulkan kerugian pendapatan negara dari sector cukai hasil tembakau yang mana perhitungan tersebut berpedoman kepada Peraturan Mentri Keuangan No : 191/PMK.010/2022 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.010/2021 Tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun Atau Kolobot, Dan Tembakau Iris, dengan perincian sebagai berikut :

• Nilai cukai = Jumlah batang HT x tarif per batang Gol II

SKM : 157.860 batang x Rp.746 per batang = Rp. 117.763.560,-

SPM : 30.300 batang x Rp. 794 per batang =  Rp.   24.058.200,-

Sehingga total kerugian pendapatan negara dari barang kena cukai berupa Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) berbagai macam merek dengan total keseluruhan 188.160 batang yang tidak dilekati pita cukai pada kemasannya adalah sebesar Rp. 141.821.760,-  (seratus empat puluh satu juta delapan ratus dua puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh rupiah).

Perbuatan terdakwa sebagaimana di atur dan diancam pidana dalam Pasal 56 Undang-Undang  RI  Nomor 39 Tahun 2007  tentang perubahan atas  Undang – Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang cukai.